“Anak yang ditolak” adalah anak yang ditinggalkan dan tidak disukai oleh teman-temannya. Anak-anak yang ditolak adalah salah satu dari lima jenis sosiometrik, atau status teman sebaya, sebuah sistem untuk mengkategorikan status sosial anak berdasarkan tanggapan teman sebaya terhadap anak itu. Beberapa teman sebaya mungkin menyukai anak yang ditolak sampai batas tertentu, tetapi anak itu jarang, jika pernah, diidentifikasi sebagai teman terbaik siapa pun.
Perilaku Umum yang Terlihat pada Anak yang Ditolak
Anak-anak yang ditolak sering kali agresif atau cemas dan menarik diri. Dalam kedua kasus tersebut, orang dewasa harus meluangkan waktu untuk menentukan apakah perilaku yang terkait dengan penolakan adalah penyebab penolakan—atau akibatnya.
Anak-anak yang ditolak secara agresif sering menggunakan agresi fisik, verbal, dan/atau sosial terhadap teman sebayanya.Beberapa atau semua perilaku agresif ini mungkin berasal dari contoh awal penolakan teman sebaya. Sayangnya, agresi itu sendiri kemudian memicu penolakan yang berlanjut dan berkepanjangan.
Anak yang ditolak juga dapat bertindak menarik diri, pendiam, dan tidak bahagia. Dalam banyak kasus, anak-anak seperti itu canggung secara sosial atau dianggap “berbeda”.
Penolakan teman sebaya mungkin merupakan akibat dari kecacatan atau gangguan perkembangan.Autisme, ADHD, gangguan obsesif-kompulsif, kecemasan sosial, atau depresi semuanya dapat menyebabkan perilaku yang tidak biasa atau mengganggu.
Perbedaan juga dapat diakibatkan oleh masalah fisik seperti ketulian, kebutaan, palsi serebral, dll. Selain itu, perbedaan perilaku dan penggunaan bahasa mungkin semata-mata disebabkan oleh anak yang berasal dari budaya atau etnis yang berbeda dengan mayoritas anak di negara lain. sekolah tertentu.
Cara Membantu Anak Menghindari Penolakan
Beberapa anak dengan perbedaan pribadi yang ada dan tidak dapat dihindari memiliki keterampilan sosial yang mengesankan sehingga perbedaan menjadi tidak relevan. Namun, ini jarang terjadi.
Jika anak Anda memiliki tantangan perkembangan atau fisik, atau hambatan bahasa atau budaya, Anda dapat membantunya mempersiapkan diri untuk interaksi sosial.
Pelatihan, teman sebaya, kelas keterampilan sosial, dan teknik lainnya dapat membantu anak Anda mempersiapkan diri untuk keterlibatan sosial di lingkungan sekolah.
Anda juga dapat membantu anak Anda menghindari penolakan dengan bekerja bersamanya dalam perilaku bermasalah yang dapat menyebabkan masalah. Perilaku tersebut mungkin termasuk:
- Mengisap jempol
- Mengupil
- Mengaburkan pikiran atau jawaban
- Menarik perhatian atau menyombongkan diri
- Mengganggu
- Ketidaksadaran sosial, yang dapat mengakibatkan desakan untuk membahas topik yang sama berulang-ulang; mengubah topik pembicaraan menjadi topik yang disukai; menjadi terlalu dekat secara fisik dengan anak lain; menyentuh anak-anak lain atau diri sendiri, dll.
Cara Membantu Anak Mengatasi Penolakan
Untuk membantu anak Anda mengatasi penolakan, penting untuk memahami penyebabnya. Setelah Anda sepenuhnya memahami—melalui laporan anak Anda, konferensi guru, dan observasi—apa yang menyebabkan masalah, Anda dapat mulai mengatasinya dengan cara berikut:
- Bantu anak Anda untuk menyadari dan berupaya memadamkan perilaku yang mengganggu.
- Ketika Anda melihat anak Anda menunjukkan perilaku yang positif secara sosial, pujilah dia dan jelaskan bagaimana dan mengapa perilaku itu baik.
- Ajari anak Anda cara bertanya dan menjawab pertanyaan, berbagi topik, dan mengemukakan topik yang menjadi minat bersama.
- Bekerjalah dengan anak Anda untuk menentukan kekuatan dan minatnya, dan kemudian kembangkan kekuatan tersebut melalui keterlibatan dalam program sepulang sekolah atau komunitas. Kegiatan membangun kepercayaan diri seperti seni bela diri bisa sangat membantu.
- Bicaralah dengan anak Anda tentang seberapa dekat persahabatan jauh lebih berharga daripada menjadi populer dan bantu mereka belajar untuk memperkuat potensi persahabatan yang mereka miliki.
- Dengarkan anak Anda ketika dia merasa ditolak. Mengetahui dia memiliki cinta dan dukungan tanpa syarat di rumah bisa sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri.
Discussion about this post