Orang Tua Harus Menggunakan Kesempatan untuk Mengajarkan ‘Mengapa’ dan Perilaku Yang Baik
Banyak ahli anak setuju bahwa anak-anak tidak boleh dipaksa untuk mengatakan “maaf” ketika mereka melakukan kesalahan. Namun, bukan berarti anak-anak harus dibiarkan begitu saja karena berperilaku buruk. Orang dewasa harus mengambil kesempatan untuk mengajar anak-anak tentang mengapa perilaku mereka salah dan belajar tentang sopan santun pada saat yang sama. Memaksa anak kecil untuk meminta maaf setelah dia menggigit atau memukul anak lain, misalnya, cukup memaksakan pernyataan “maaf” yang tidak tulus tanpa mengubah perilaku apa pun. Jadi, apa yang harus dilakukan orang tua dan penyedia dalam situasi ini?
Gunakan Perilaku Buruk sebagai Momen yang Dapat Diajar
Para ahli memiliki banyak pendapat yang berbeda, tetapi secara umum setuju bahwa membuat anak berpikir tentang apa yang telah mereka lakukan salah, mengapa itu salah, dan dampak perilaku buruk terhadap anak lain adalah cara terbaik untuk mendekati situasi. Setelah memberi anak waktu untuk memikirkan tindakan mereka, tanyakan apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki situasi.
Anak Anda mungkin menyarankan agar mereka mengembalikan mainan yang mereka ambil. Jika anak Anda menyatakan bahwa mereka ingin meminta maaf atau meminta untuk memeluk anak lain, maka izinkan tindakan itu karena itu adalah ide mereka. Akan lebih bermakna dan tulus jika itu adalah ide mereka sendiri. Kata “maaf” tidak boleh dibuang begitu saja. Membuat anak-anak hanya mengucapkan kata-kata, tanpa memahami artinya atau bagaimana membantu menyelesaikan masalah tidak menyelesaikan masalah yang lebih besar.
Labeli Perilaku sebagai Salah
Orang tua dan penyedia harus dengan jelas menjelaskan kepada anak bahwa perilaku itu salah. Dengan melakukan itu, Anda mengajarkan pelajaran bahwa menggigit, memukul, dan mencuri mainan bukanlah perilaku yang pantas dan tidak dapat diterima. Jika Anda mengabaikan perilaku tersebut, Anda sedang menegaskan kepada anak Anda bahwa perilaku buruk tidak terlalu penting dan belum tentu memiliki konsekuensi negatif.
Contoh Perilaku yang Baik
Terkadang anak tidak tahu bagaimana membuat situasi menjadi lebih baik sehingga sebagai orang tua, Anda dapat menunjukkan respon yang lebih baik. Penting bagi orang tua untuk mencontohkan perilaku yang baik dan mengajari anak-anak bagaimana menghadapi situasi yang sulit. Anda ingin memberdayakan anak Anda untuk melihat dirinya sebagai orang yang murah hati yang dapat membuat segalanya lebih baik ketika dia telah melakukan sesuatu yang salah atau menyakitkan. Banyak anak kecil tidak akan dapat menemukan kata-kata yang tepat sampai situasi ini terjadi berkali-kali dan mereka dilatih oleh orang tua tentang cara mendekati anak lain. Anda dapat membantu anak Anda dengan mengatakan, “Kami sangat menyesal bahwa Anda sedih ketika Joe mengambil mainan Anda; dia lupa menggunakan kata-katanya. Kami sangat senang Anda merasa lebih baik sekarang.” Anak-anak belajar dari orang dewasa bagaimana memperbaiki hubungan. Penting untuk mengajari anak-anak bahwa hubungan itu pasti retak dan ada perbaikan.
Bicara Tentang Perasaan
Pada usia prasekolah, anak-anak mulai belajar tentang empati. Ketika seorang anak mengetahui bahwa tindakannya menyebabkan anak lain merasa sedih atau marah, itu dapat memiliki dampak yang lebih besar daripada sekadar “mendapat masalah”. Peran orang dewasa seharusnya membantu seorang anak untuk memahami, pertama, bahwa tindakannya menyebabkan anak lain terluka (baik secara fisik atau emosional), dan kemudian, memulai proses membuat seorang anak menerima tanggung jawab dan merasa bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Konsisten dengan Penyedia Penitipan Anak Tentang Alasan Mengatakan “Maaf”
Disiplin yang konsisten membuat anak lebih memahami bahwa ada aturan dan ketika aturan dilanggar, ada konsekuensi yang konsisten. Jika Anda memiliki pengasuh, putuskan pendekatan untuk mendisiplinkan bersama. Jika anak Anda berada di penitipan anak atau prasekolah, tanyakan apa pendekatan mereka ketika seorang anak berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima. Orang tua dan pengasuh anak harus mengomunikasikan pesan yang sama kepada anak-anak tentang perilaku mereka. Komunikasi yang baik adalah cara untuk membantu seorang anak di jalan untuk memahami alasan di balik perasaan seperti yang dia rasakan.
Ingatlah untuk Menunjukkan Cinta
Jangan biarkan seorang anak merasa tidak dicintai karena melakukan sesuatu yang salah. Ingat pepatah lama, “Aku mencintaimu; hanya saja bukan perilakumu.” Ketika seorang anak melakukan perilaku yang tidak Anda sukai, katakan sesuatu seperti “Saya tidak suka Anda mengambil mobil mainan ketika saudara laki-laki Anda sedang bermain dengannya. Kami tidak mengambil mainan dari orang lain tanpa bertanya. Kakakmu sedih, bagaimana bisa? kita membantunya?” Permintaan maaf yang dipaksakan tidak benar-benar mengubah perilaku (pada anak-anak atau orang dewasa) dan hanya membuat anak merasa malu dan marah. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah membuat anak Anda mengakui kesalahan mereka dan membantu mereka mencari cara untuk membuat perubahan.
Discussion about this post