Mengasuh anak dengan jarak bebas bukan tentang bersikap permisif atau tidak terlibat. Alih-alih, ini tentang membiarkan anak-anak memiliki kebebasan untuk mengalami konsekuensi alami dari perilaku mereka—saat aman untuk melakukannya. Ini juga tentang memastikan anak-anak memiliki keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Konsep pengasuhan jarak jauh muncul di media pada tahun 2008 ketika Lenore Skenanzy, seorang kolumnis New York, menulis sebuah artikel berjudul, “Mengapa Saya Membiarkan Anak Saya Yang Berusia 9 Tahun Naik Kereta Bawah Tanah Sendirian.” Kisah itu mendapat perhatian media nasional karena orang-orang mempertimbangkan keputusannya.
Skenanzy jelas bahwa dia memastikan putranya dapat membaca peta kereta bawah tanah, dan dia memberinya uang jika dia membutuhkannya. Tapi, kritikus masih berpendapat keputusannya berbatasan dengan pengabaian anak.
Skenanzy memulai gerakan untuk mendorong orang tua untuk berhenti menjadi orang tua helikopter. Dia memperingatkan tentang bahaya melindungi anak-anak secara berlebihan. Dia mendorong orang tua lain untuk membesarkan anak-anak mandiri, yang dapat membuat pilihan yang sehat sendiri.
Selama bertahun-tahun, banyak orang tua lain telah membuat berita untuk pendekatan pengasuhan bebas mereka. Dalam beberapa kasus, layanan perlindungan anak telah menjadi terlibat dalam keluarga di mana pengasuhan bebas tampaknya lalai.
Pengasuhan Jarak Jauh vs. Pengabaian
Tidak selalu ada jawaban yang jelas tentang kapan seorang anak siap untuk menangani tanggung jawab yang matang, seperti naik kereta bawah tanah sendirian. Apa yang dianggap normal di satu wilayah di antara orang tua dapat dianggap diabaikan di kota atau negara bagian lain. Ada banyak perdebatan tentang pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Pada usia berapa seorang anak harus diizinkan tinggal di rumah sendirian?
- Kapan seorang anak cukup besar untuk tinggal sendiri semalaman?
- Pada usia berapa seorang anak diperbolehkan berjalan sendirian di jalan?
- Bisakah seorang anak bermain di taman tanpa kehadiran orang dewasa?
- Pada usia berapa seharusnya seorang kakak laki-laki dapat mengawasi anak-anak yang lebih kecil?
Sementara satu keluarga mengizinkan anak berusia 7 tahun berjalan ke taman sendirian, keluarga lain mungkin masih menyewa babysitter untuk anak berusia 12 tahun. Beberapa negara bagian memiliki undang-undang khusus yang mengatur berapa lama anak-anak harus ditinggalkan di rumah sendirian atau diizinkan berjalan kaki ke sekolah. Di sebagian besar negara bagian, orang tualah yang memutuskan berdasarkan kasus per kasus.
Karakteristik
Skenanzy jelas bahwa pengasuhan jarak jauh bukan tentang pengasuhan yang lalai. Sebaliknya, ini tentang memberi anak-anak kebebasan dan kesempatan untuk “menjadi anak-anak.” Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari pola asuh bebas:
-
Orang tua mengizinkan banyak kegiatan yang tidak terjadwal. Daripada terburu-buru dari pelajaran biola ke latihan sepak bola setiap hari, orang tua yang tinggal di luar rumah mendorong permainan yang tidak terstruktur. Misalnya, alih-alih meminta orang dewasa menerapkan banyak aturan dalam permainan bisbol, anak-anak yang tinggal di luar rumah didorong untuk bermain pick-up dengan teman-teman mereka di lingkungan sekitar.
-
Bermain di alam itu penting. Anak-anak bebas didorong untuk bermain di luar, daripada menggunakan elektronik. Orang tua bebas ingin anak-anak mereka dapat menghibur diri mereka sendiri tanpa teknologi—entah itu bermain di taman atau membangun benteng.
-
Anak-anak mendapatkan kemerdekaan mereka. Orang tua bebas mengizinkan anak-anak untuk mendapatkan kemandirian, dan mereka diberikan kebebasan dan tanggung jawab yang meningkat secara bertahap. Fokusnya adalah menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka mampu mencoba hal-hal baru dan menyelesaikan tugas-tugas sulit sendiri.
-
Orang tua bebas tidak menjadi orang tua karena takut. Sementara, banyak dari mereka yang menerapkan langkah-langkah keamanan—seperti memakai helm saat mengendarai sepeda—mereka juga memahami bahwa kecelakaan bisa terjadi di mana saja. Mereka membiarkan anak-anak mereka bermain di taman bermain dan mencoba hal-hal baru karena mereka tahu itu baik untuk mereka, meskipun mereka mungkin terluka sesekali.
Tidak diragukan lagi ada gagasan berbeda tentang seberapa banyak kebebasan yang harus dimiliki anak-anak. Sementara beberapa orang tua merasa bahwa waktu telah berubah, dan membiarkan anak-anak bermain di luar rumah tanpa pengawasan adalah ide yang buruk, yang lain merasa bahwa menjadi orang tua yang berlebihan adalah bahaya nyata bagi perkembangan anak.
Discussion about this post